Padang, Beritaone.news - Menikmati secangkir kopi
di kedai tebing sungai ada sensasi tersendiri. Memandang air mengalir jernih
sebening kaca menenangkan jiwa. Apalagi berenang di air sungai yang bersih menyegarkan
raga. Suasana ini masih ada di sejumlah sungai di Padang. Pergilah ke
Lubukminturun. Tepatnya dekat pemandian Lubukminturun. Jika beruntung anda akan
bersua air sedang jernih. Ada banyak ikan menari. Ikan larangan. Tapi jangan datang
di musim hujan. Kalau saat hujan sering keruh. Mungkin ada tebing yang runtuh. Air
sungai ini masih terbilang terjaga kelestariannya. Belum banyak tersentuh
peradaban modern. Apalagi limbah dan sampah. Tak heran dijadikan tempat mandi-mandi
oleh warga saat hari libur. Healing kata kaum milenial.
Windri
A, 30, seorang warga Padang yang
berdomisili di Jakarta sangat mengangumi sungai Lubuk Minturun yang masih
sangat alami. Waktu liburan ia sempatkan diri menikmati suasana main air sungai
sambil menikmati jajanan kampung yang enak dan murah meriah di pinggir
sungai. “Aku sempatkan ke sini karena
lihat dari video yang beredar kelihatan bagus dan enak suasananya. Cocok untuk
bersantai,” ujarnya.
Healing (baca: relaksasi/rekreasi) di sungai selain
gratis atau biaya murah memberi banyak bonus untuk kesehatan jiwa dan raga.
Makanya sangat penting menjaga kelestarian sungai. Selain untuk menjaga
ekosistem di dalamnya, beraneka jenis ikan air tawar juga berpotensi pada
pemasukan daerah dan peningkatan ekonomi masyarakat. Yakni menjadikan destinasi
wisata sungai.
Tengoklah wisata sungai di
sejumlah negara, sukses mengundang bà nyak wisatawan mancanegara. Sungai Are di Swiss
contohnya. Sungainya yang bersih dan jernih membuat wisatawan penasaran.
Sungai-sungai di sejumlah
daerah di Sumbar dan Padang tak kalah indah dan potensial jadi objek wisata.
Terutama yang berada di pinggiran kota yang berhulu di bukit barisan. Selain
menawarkan pemandangan menakjubkan, banyak sungai bisa untuk berarung jeram.
Tinggal lagi kemauan dan keseriusan untuk mengembangkan dan mengelolanya.
Dewasa ini di Sumbar juga
banyak wisata yang dikelola masyarakat melalui kelompok sadar wisata (pokdarwis).
Namun untuk wisata sungai belum begitu gencar apalagi viral. Memang mengelola
wisata sungai punya tantangan tersendiri. Apalagj jika menawarkan mandi-mandi,
berenang dan atraksi arung jeram. Faktor keselamatan pengunjung jadi prioritas
utama. Kalau abai bisa celaka dan menimbulkan korban nyawa.
Memang di balik berjuta pesona wisata sungai, ada bahaya yang selalu
mengintai. Apalagi sungai-sungai yang belum dikelola sebagai tempat wisata.
Tapi sering dimanfaatkan mandi-mandi oleh warga. Sehingga korban hanyut tak
terhindarkan. Entah sudah berapa korban tewas hanyut di sungai.
Namun jika sungai-sungai
tersebut sudah dikelola jadi objek wisata tentunya ada petugas yang mengawasi
aktivitas pengunjung, semacam baywatch (penjaga pantai). Pada
kondisi-kondisi tertentu dilarang berenang, mandi-mandi atau berarung jeram.
Peralatan untuk penyelamatan mesti distandbykan.
Menjadikan sungai
destinasi wisata bukan berarti mengabaikan keasriannya. Justru terus
dipercantik dan diperindah dengan berbagai fasilitas, taman-taman dan
penghijauan. Sehingga warung dan kafe hingga restoran yang sengaja dikonsep
dekat sungai diburu orang. Berwisata kuliner bonus spot foto pemandangan sungai
yang eksotik. (e)