Articles by "Sumbar"

Tampilkan postingan dengan label Sumbar. Tampilkan semua postingan


Padang, Beritaone.news -- Harga kebutuhan pokok di Kota Padang dalam sepekam terakhir fluktuatif. Harga cabai merah yang sebelumnya anjlok menyentuh Rp 18 ribu per kilogram mulai merangkak naik ke level Rp 24.000 per kilogram untuk cabai lokal Sumbar. Sedangkan cabai Jawa bertengger di angka Rp 42 ribu per kilogram. Kenaikan harga dipicu mulai berkurangnya panen petani di daerah penghasil cabai. Seperti pulau Jawa dan sejumlah daetah di Sumbar.

Sedangkan harga jengkol mulai menggila dalam beberapa hari ini. Selasa (1/7) harga jengkol di salah satu warung sembako di kawasan Kuranji Padang Sumbar mencapai Rp 12.000 per 10 butir. Biasanya berkisar Rp 5.000 sampai Rp 6.000 per 20 butir.

Menurut pedagang sembako Elsi, 35  di kawasan Kuranji Padang Selasa (1/7), kenaikan harga jengkol karena minim pasokan dari toke jengkol. "Jengkol lagi langka, makanya harga naik," ujarnya. Menurut Elsi jengkol yang dijualnya ada yang berasal dari Kota Padamg ada juga dari daerah lain seperti Pasaman. 

Sementara itu harga bawang merah turun sedikit. Sebelumnya Rp 30.000 per kilogram turun ke Rp 26.000 per kilogram untuk bawang dari luar Sumbar sedangkan bawang asal Alahanpanjang Rp 30.000 per kilogram. Selain itu hargsa  buncis masih tinggi Rp 24.000 per kilogtam. Telur ayam stabil Rp 18 000- Rp 20.000 per 10 butir. Kentang Rp 14.000 per kilogram. (e)


 

pengunjung foto selfi di Pemandian Lubuk Minturun Padang beberapa waktu lalu

Padang, Beritaone.news - Menikmati secangkir kopi di kedai tebing sungai ada sensasi tersendiri. Memandang air mengalir jernih sebening kaca menenangkan jiwa. Apalagi berenang di air sungai yang bersih menyegarkan raga. Suasana ini masih ada di sejumlah sungai di Padang. Pergilah ke Lubukminturun. Tepatnya dekat pemandian Lubukminturun. Jika beruntung anda akan bersua air sedang jernih. Ada banyak ikan menari. Ikan larangan. Tapi jangan datang di musim hujan. Kalau saat hujan sering keruh. Mungkin ada tebing yang runtuh. Air sungai ini masih terbilang terjaga kelestariannya. Belum banyak tersentuh peradaban modern. Apalagi limbah dan sampah. Tak heran dijadikan tempat mandi-mandi oleh warga saat hari libur. Healing kata kaum milenial.

Windri A,  30, seorang warga Padang yang berdomisili di Jakarta sangat mengangumi sungai Lubuk Minturun yang masih sangat alami. Waktu liburan ia sempatkan diri menikmati suasana main air sungai sambil menikmati jajanan kampung yang enak dan murah meriah di pinggir sungai.  “Aku sempatkan ke sini karena lihat dari video yang beredar kelihatan bagus dan enak suasananya. Cocok untuk bersantai,”  ujarnya.

Healing (baca: relaksasi/rekreasi) di sungai selain gratis atau biaya murah memberi banyak bonus untuk kesehatan jiwa dan raga. Makanya sangat penting menjaga kelestarian sungai. Selain untuk menjaga ekosistem di dalamnya, beraneka jenis ikan air tawar juga berpotensi pada pemasukan daerah dan peningkatan ekonomi masyarakat. Yakni menjadikan destinasi wisata sungai.

Tengoklah wisata sungai di sejumlah negara, sukses mengundang bànyak wisatawan mancanegara. Sungai Are di Swiss contohnya. Sungainya yang bersih dan jernih membuat wisatawan penasaran.

Sungai-sungai di sejumlah daerah di Sumbar dan Padang tak kalah indah dan potensial jadi objek wisata. Terutama yang berada di pinggiran kota yang berhulu di bukit barisan. Selain menawarkan pemandangan menakjubkan, banyak sungai bisa untuk berarung jeram. Tinggal lagi kemauan dan keseriusan untuk mengembangkan dan mengelolanya.

Dewasa ini di Sumbar juga banyak wisata yang dikelola masyarakat melalui kelompok sadar wisata (pokdarwis). Namun untuk wisata sungai belum begitu gencar apalagi viral. Memang mengelola wisata sungai punya tantangan tersendiri. Apalagj jika menawarkan mandi-mandi, berenang dan atraksi arung jeram. Faktor keselamatan pengunjung jadi prioritas utama. Kalau abai bisa celaka dan menimbulkan korban nyawa.

 Memang di balik berjuta pesona wisata sungai, ada bahaya yang selalu mengintai. Apalagi sungai-sungai yang belum dikelola sebagai tempat wisata. Tapi sering dimanfaatkan mandi-mandi oleh warga. Sehingga korban hanyut tak terhindarkan. Entah sudah berapa korban tewas hanyut di sungai.

Namun jika sungai-sungai tersebut sudah dikelola jadi objek wisata tentunya ada petugas yang mengawasi aktivitas pengunjung, semacam baywatch (penjaga pantai). Pada kondisi-kondisi tertentu dilarang berenang, mandi-mandi atau berarung jeram. Peralatan untuk penyelamatan mesti distandbykan.  

Menjadikan sungai destinasi wisata bukan berarti mengabaikan keasriannya. Justru terus dipercantik dan diperindah dengan berbagai fasilitas, taman-taman dan penghijauan. Sehingga warung dan kafe hingga restoran yang sengaja dikonsep dekat sungai diburu orang. Berwisata kuliner bonus spot foto pemandangan sungai yang eksotik. (e)

cuaca ekstrem harga ikan naik

Padang, Beritaone.news - Harga ikan di sejumlah tempat penjualan ikan di Padang naik sepekan terakir. Kenaikan dpicu cuaca tak menentu, kadang badai  sehingga nelayan mengurangi aktivitas melaut.

Novrizal, seoarang nelayan di Muaro Padang mengatakan, harga ikan naik beberapa hari ini. "Cuaca tak menentu, terkadang tiba-tiba saja badai," ujarnya, Minggu (28/6).

Dia mengatakan, harga ikan naik sekitar 15 persen dari biasanya. Untuk ikan tongkol biasanya Rp 25 ribu sekilo naik jadi Rp Rp 30 ribu hingga Rp 35 ribu. Ikan sisik dari Rp 40 ribu naik ke Rp 60 ribu sekilo, sedangkan gambolo sarai Rp 25 ribu sekilo naik jadi Rp 35 ribu per kilogramnya. (e)

hargacabeturunpetanimenjerit


Padang, BeritaOne.news - Harga cabai merah di Padang beberapa hari terakhir anjlok. Biasanya mencapai Rp 50.000 per kilogram kini turun ke Rp 21.000 per kilogram. Turunnya harga cabai dipicu panen raya di daerah penghasil. 

Anjloknya harga cabai membuat ibu ibu rumah tangga bernapas lega. Karena bisa mengurangi pengeluaran untuk cabai merah tiap harinya.

Tapi sebaliknya bagi petani cabai. Petani jadi merugi karena cost bertanam cabai tergolong tinggi. Mulai beli bibiit, pupuk, pestisida dan upah untuk perawatan sampai panen.

Indra, 50, petani cabai di Kuranji Padang mengeluhkan murahnya harga cabai saat ini. " Yah,  pas panen harga cabai turun drastis. Padahal sudah keluat biaya banyak mulai beli bibit hingga panen," ujarnya kepada beritaone.news kemarin.

Indra mengatan, selain harga murah, panennya juga tidak banyak. Dari tiga petak lahan baru panen 10 kilogram saja. "Tumbuhnya kurang bagus karena faktor cuaca. Musim panas," ujarnya. (e)

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
IKLAN