Minat Beli makin Lesu, Penjual Mebel Jati Jepara Menjerit
Lesu: Toko Mebel Vina Jepara di kawasan Jati Padang menjual aneka mebel jati jepara.
Padang, Beritaone- Penjual mebel jati jepara mengeluhkan sepinya pembeli. Berhari-hari tidak ada transaksi. Saking sepinya jangankan membeli, mau singgah dan melihat-lihat saja orang ke toko sudah disyukuri.
Pemilik Toko Plaza Mebel Vina Jepara di kawasan Jati Padang, vina, mengaku lesunya jual beli lebih parah dalam setahun ini dibanding sebelumnya.
“Kalau saat covid memang kita paham penurunan daya beli, tapi setelah covid tidak banyak perubahan, bahkan tahun ini lebih parah lagi,’ tutur Vina di tokonya pekan lalu.
Vina memprediksi, anjloknya minat beli masyarakat karena ekonomi yang tak kunjung membaik.
“Sepertinya karena faktor ekonomi yang lagi lesu. Orang lebih mengutamakan kebutuhan pokok dan biaya sekolah anak dibanding beli mebel,” ujarnya.
Maraknya penjualan mebel jati secara online, kata Vina, turut berpengaruh kepada toko offline.
Apalagi produk mebel jati yang ditawarkan juga bersaing harganya. Padahal menurut Vina, kualitasnya belum tentu bagus semuanya. “Di pasaran juga banyak produk jati, ada juga jati dari Medan,’ ujarnya.
Vina yang khusus menjual mebel jati jepara mengatakan, mebel jati dijualnya didatangkan langsung dari Jepara, Jawa Tengah dalam bentuk setengah jadi. Lalu dirakit oleh perajin asli daerah setempat sebelum dijual. Untuk satu set kursi tamu harganya mulai Rp 8, 5 juta, kursi teras Rp 3,5 juta, meja makan rp 8,5 juta, almari juga rp 8,5 juta sedangkan kamar set Rp 21 juta tanpa spring bed.
Vina berharap kondisi ekonomi segera membaik dan daya beli masyarakat meningkat. “Kalau terus-terusan seperi ini bisa-bisa toko tutup, karena tidak sebanding penjualan dengan biaya operasional,” ujarnya.
Sejak penjualan merosot ia terpaksa mengurangi karyawan. Saat ini hanya ada dua karyawan saja di toko merangkap sopir dan tukang angkat barang. Untuk menjaga toko ia berdua dengan suaminya.
Vina juga menyebut, sebelumnya pelanggannya kebanyakan PNS dan instansi pemerintah. Tapi belakangan semakin berkurang dan hanya sesekali beli mebel. “Mungkin pengaruh efisiensi anggaran pemerintah ada juga,” tebaknya. (yan)





