Menjajakan Keripik Singkong dari Kasang sampai Padang

Keripik: Yarni, menawarkan keripik singkong dagangannya kepada pengunjung Pasar Bandaaie Pasie Nantigo, Kecamatan Kototangah, Padang, Minggu (9/11).

Padang, Beritaone--Di tengah hiruk pikuk pasar, penjual keripik singkong berusaha menarik perhatian pembeli.  Dagangannya ia tarok dalam baskom di pinggir jalan dalam pasar. Penyuka keripik singkong pasti tergoda untuk membeli. Penjual, Yarni, 45, ramah menawarkan dagangannya kepada semua orang yang lalu lalang.

“Belilah Buk, keripiknya enak, renyah dari Kasang,” rayunya di  Pasar Bandaaie Pasie Nantigo, Kecamatan Kototangah, Padang, Minggu (9/11).   Tak banyak yang tahu bahwa keripik singkong yang  singkongnya asal Kasang Kabupaten Padangpariaman terkenal enak, renyah dan tidak keras. Keripik balado oleh-oleh khas Padang yang dijual di pusat oleh-oleh di Kota Padang umumnya memakai singkong asal daerah tersebut.

Kripik singkong beda tipis dengan kripik balado. Bedanya terletak pada pengolahan dan pemberian bumbu. Kripik balado bumbunya cenderung manis karena diberi gula. Tapi kripik singkong yang dijual Yarni, cabainya tidak pakai gula, jadi terasa pedas gurih dan original.

 Walau dijual di pasar tradisional dan dijajakan kelilling kampung, namun keripiknya enak dan renyah. Ia menjual tiga jenis keripik singkong, yakni rasa original, balado dan keripik ubi kayu serundeng.

“Saya jualan di Pasar Bandaaie ini, rutin Sabtu-Minggu, kadang-kadang juga hari Rabu,” tutur Yarni, sambil menyodorkan taster keripik singkong  balado.

Sebungkus kira-kira berat ½ kilogram harganya Rp 10 ribu saja. Kalau beli dua dapat diskon Rp 2 ribu. Jika sudah langgananan Yarni kasih harga spesial 2 bungkus Rp 15 ribu. Kalau lagi ramai, keripik singkongnya bisa laku 50 bungkus sehari. Sebagian stok ia titip di warung. Habis di karung ia akan ambil yang di warung.

“Saya jualan keliling sampai ke Padang. Ke sekolah-sekolah. Alhamdulillah banyak guru-guru yang beli,” tuturnya.

Yarni mengaku mulai berjualan keripik keliling baru tiga bulan, habis lahiran. Karena duit lagi sulit sementara kebutuhan rumah tangga terus meningkat, ia inisiatif untuk mencari nafkah.

“Keripik ini saya ambil dari orang lain. Bukan saya yang bikin.  Dapat persenan dari setiap bungkus yang terjual,” ujarnya. Yarni mengaku penghasilannya setiap berjualan tak menentu.  

“Kadang dapat Rp 100 ribu, lumayanlah,” akunya. (yan)

 


 

Labels:

Posting Komentar

[blogger]

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
IKLAN