Los Lambung Letter U Pasar Raya Padang Melintas Waktu, Pertahankan Menu Legend


 Legend: Sejumlah pengunjung sedang mikmati Soto Mak Anjang, di Letter U Pasar Raya, Padang Rabu (16/7). Indra

 

Padang, Beritaone--Di era 90-an sampai 2000-an awal, Pasar Raya Padang masih ramai. Jantung dan denyut nadi Kota Padang. Pusat perekonomian. Pasar Raya Padang tujuan semua orang untuk berbelanja semua kebutuhan. Termasuk tempat makan jika lapar saat berbelanja.

Los Lambuang Letter U, sangat terkenal waktu itu. Terletak di antara pasar sembako dengan pasar konveksi. Di sisi Jalang Sandang Pangan. Karena tempatnya membentuk U maka dinamai Letter U. Tidak terlalu luas. Tapi hampir semua menu makanan dijual di sana. Mulai nasi Padang, soto, sate, gado-gado. Hampir semua makanan jadul ada di sana. Termasuk minuman. Ada es teller, es tebak, es campur, cendol dan lainnya.

Pedagang menjual dagangan dengan gerobak dan tenda. Untuk duduk pengunjung ada meja panjang. Antara pedagang terkesan saling berhimpitan. Hanya tersisa lorong untuk lewat pengunjung. Yang makan ramai di sana. Jika ada orang lewat penjual spontan menyapa; “Uni Uda singgahlah.. Ada soto, sate, gado-gado, es tebak, es teler....”

Sapaan yang membuat perut keroncong ditingkahi aroma masakan yang menggugah selera itu masih sama sampai kini.  Tapi yang berjualan tidak seramai dulu lagi. Hanya beberapa lapak yang masih buka. Salah satu yang masih bertahan adalah gerobak Soto Anjang. Kini di tangan generasi kedua. Diteruskan oleh anak Anjang, Maryulis. “Bapak sudah meninggal beberapa tahun lalu,” ujarnya, Rabu (16/7).

Walau beda tangan tapi rasa sotonya tetap sama. Soto daging dengan toping kas, daging lemak goreng kering badaruak.  Soto Anjang masih joint dengan penjual minuman dalam satu tenda. Reno, juga generasi kedua menggantikan ibunya juga sudah meninggal dunia. Ia menjual es tebak, es teler, es jeruk dan lainnya masih sama seperti dijual ibunya dulu. Untuk harga, baik soto maupun minuman relatif murah meriah. Soto sepiring sudah pakai nasi hanya Rp 14 ribu saja. Aneka es Rp 10 ribu per gelas.

Reno tak menampik yang mampir di Los Lambuang Letter U tidak seramai dulu lagi. Sejak gempa 2009 pasar porak poranda dan perlahan sepi. Walau sudah lama berlalu tapi tetap tidak seramai dulu lagi. “Kalau dulu yang belanja sampai antri,” ujarnya.

Menurut dia, kebanyakan pedagang yang dulu sudah tak berjualan lagi. Ada yang sudah meninggal dan tidak diteruskan oleh anaknya.

Terkesan Letter U kini juga kurang terawat. Sekusam toko-toko di lantai dua yang sudah tak berpenghuni lagi.  (yan)

 

 

Labels:

Posting Komentar

[blogger]

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
IKLAN