Uang Pas-pasan, Warga Incar Barang paling Murah


 Murah: Warga membeli bahan pokok di salah satu stan di Pasar Murah Kelurahan Bungopasang, Rabu (17/9). Harga paling murah laris manis diborong warga. 


Daya beli kalangan menengah ke bawah masih lemah. Uang di kantong pas-pasan menyebabkan mereka harus irit belanja. Sedapat mungkin beli yang paling murah. Kalau harga mahal beli sedikit saja. Seperempat kilo saja. Kalau minyak goreng  cari kemasan paling kecil.

Pasar murah menjadi incaran kalangan ini untuk mendapatkan harga sembako murah. Untung-untung ada potongan harga atau gratis.

Nah, ketika aga gelaran pasar murah mereka pun berbondong-bondong ke sana. Bawa uang seadanya.

Nova, seoarang pengunjung pasar murah di Kelurahan Bungopasang Rabu (18/9) terlihat bingung. “Ndak ada minyak goreng kemasan 1 liter,” ucapnya.

Ia mengaku hanya bawa uang Rp 50 ribu.  Hanya cukup untuk beli telur sekarton Rp 46 ribu. Nova tertarik beli telur karena harganya lebih murah daripada di warung atau pasar. Telur lauk murah meriah yang ia masak tiap hari untuk suami dan anak-anaknya.

“Kalau punya uang banyak mungkin saya sudah borong beberapa bahan pokok. Tapi mau bagaimana lagi, uang itu yang tak ada,” ucapnya. Nova hanyalah seorang ibu rumah tangga, suaminya bekerja sebagai karyawan swasta yang gajinya hanya UMR.

Ia pun mencoba jualan kue-kue basah. Namun karena sering tidak habis akhirnya modal tandas. Nova rehat jualan. Ia berharap ada sembako gratis atau BLT dari pemerintah seperti dulu supaya bisa menambah uang belanja harian.  

Tak hanya Nova, Yayat, warga lainnya hanya mampu beli cemilan untuk anaknya dan sekarung beras SPHP. “Untung ada pembagian kupon jadi uang sisa belanja bisa beli jajanan untuk saya,” ucapnya. Yayat berharap sering-sering diadakan pasar murah dan banyak voucher. “Kalau bisa perbanyak vouchernya supaya kita semangat belanja di pasar murah,” ujarnya.

Maulana, penjual bahan pokok di pasar murah mengakui, umumnya pengunjung menincar barang yang murah. Misalnya beras SPHP ludes diborong warga ketimbang beras lokal yang selisih harga tak seberapa dengan harga pasar. Begitupun minyak goreng. Minyak Kita yang paling murah Rp 30 ribu per 2 liter cepat habis.  (yan)

Labels:

Posting Komentar

[blogger]

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
IKLAN