Latest Post


 Bersejarah: Bangunan Balaikota Padang Lama di dekat Pasar Raya Padang yang kini dijadikan museum.


Kantor Wali Kota Padang atau Balaikota yang terletak di Pasar Raya Padang kini sepi. Sejak pusat pemerintahan Kota Padang itu pindah ke kantor baru di Aiepacah, Kecamatan Kototangah, Balaikota lama ditinggalkan. Tapi masih ada satu OPD yang berkantor di sana. Selebihnya sudah pindah.

Kini bangunan dua lantai peninggalan Belanda yang tak rusak diguncang gempa 2009 itu dijadikan museum. Dibuka sejak 7 Desember 2024 lalu. Pengunjung bisa menyaksikan potongan sejarah tentang Kota Padang di sini. Benda-benda kuno, peralatan kantor jadul hingga galeri foto seputar Padang dari masa ke masa.  

Sekilas tak ada yang berubah dari bangunan ini. Baik tampilan luar maupun di dalamnya. Begitu memasuki pintu masuk atau lobi, langsung disapa petugas piket. Tak ada bayar alias gratis. Pengunjung langsung di arahkan ke lantai dua naik tangga depan. Begitu sampai di lantai dua, yang sebelumnya berupa lobi berisi kursi tamu untuk tamu wali kota, kini kosong saja. Hanya ada meja petugas musem.

Petugas langsung menyambut pengunjung dengan ramah. Pertama kali pengunjung diarahkan ke ruangan yang dulu biasa digunakan untuk rapat bersama OPD oleh wali kota. Kini di ruangan tersebut dipajang foto-foto wali kota Padang pertama sampai yang sedang menjabat.

Petugas Museum Tivan Perdana dan Herwin mengatakan, pengunjung juga bisa mengakses hal tersebut dengan scan barcode yang disedakan di sana. “Jadi tinggal baca saja lewat scan barcode,” ujarnya. Beranjak ke sisi barat, dulunya ruangan sekda, ruangan bagian umum dan lainnya. Di sana kita bisa menyaksikan beberapa benda kuno dan peralatan kantor jadul. Seperti mesin tik, mesin stensil, alat telekomunikasi, surat-surat zaman dulu dan lainnya.

“Anak zaman now atau Gen Z tentu asing dengan benda-benda semacam ini,” ujarnya.

Beranjak ke dalam, pengunjung seperti sedang melihat orang sedang rapat di meja bundar. Yah, di situ bisa disaksikan suasana rapat lengkap wali kota bersama semua OPD, ketua DPRD dan muspida Padang. Tapi diperagakan oleh patung yang dibikin mirip dengan orangnya.

Terus ke ujung ada galeri foto-foto spot-spot bersejarah yang ada di Kota Padang. Misalnya, tugu-tugu, monumen-monumen dan tempat yang sarat sejarah. Untuk mengetahui lebih lengkap tentang gambar yang ada di foto tersebut, pengunjung bisa scan barcode lalu muncullah keterangannya. Kalau tak sempat baca di tempat bisa disimpan dan dibaca kapan saja.

Tivan Perdana mengakui, koleksi musem Balaikota Lama tersebut memang belum begitu lengkap. Pihaknya mengaku sudah mencari ke pihak-pihak tertentu yang masih ada menyimpan benda-benda bersejarah seputar Padang. Baik berupa dokumen, buku, majalah, tabloid maupun koran yang memuat tentang perjalanan Kota Padang di masa lampau. Termasuk benda-benda jadul yang berkaitan dengan sejarah tersebut. “Jika ada warga menyimpan benda-benda jadul tersebut, kami dengan senang hati akan memajang di museum ini,” harapnya.

Tivan mengatakan, saat ini pengunjung museum didominasi anak-anak sekolah di Kota Padang. Mulai tingkat SD sampai SMP. Mereka datang berombongan di waktu-waktu tertentu bersama gurunya. Ada juga masyarakat biasa dan rombongan dari daerah dan provinsi lain.

Rizki, pengunjung dari Jakarta mengaku sekalian bernostalgia ke Balaikota Lama tersebut. Waktu masih sekolah dan tinggal di Padang ia sering ke sana semasa ayahnya masih bekerja di kantor itu. “Tak banyak yang berubah. Ruangan kerja bapak saya dulu masih ada, masih seperti dulu,” ujarnya.   

(yan)

Vieuw Sawah: Sesudut pemandangan di kampung Kotopulai Kecamatan Kototangah Padang, Sumbar dengan hamparan tanaman padi yang masih hijau.


Kotopulai, nama salah satu kampung di Kecamatan Kototangah Padang. Tepatnya kelurahan Kotopulai. Terletak di dekat sungai Lubuk Minturun. Jika dari Jalan Bypass Lubuk Minturun, pintu masuk kampung ini sebelah jembatan Bypass Lubuk Minturun belok kiri dari arah  pusat kota.

Begitu menyusuri jalan aspal tak jauh dari pinggiran sungai, suasana damai sudah terasa. Jauh dari hiruk pikuk dan deru kendaraan yang memekakan t elinga.  Di sepanjang tepi jalan ada terpasang tiang-tiang yang digantungi benda bertuliskan asmaul husna.

Terus ke dalam, terdengar deru air terjun dari bendungan Kotopulai. Beberapa waktu lalu sempat viral, disebut air terjun mini Niagara. Kerap dijadikan  tempat mandi-mandi oleh warga dan spot foto yang indah.

Jika disisi kiri ada sungai, maka di sisi kanan terbentang sawah yang luas. Sejauh mata memandang, terlihat hamparan sawah yang hijau saat musim tanam dengan latar belakang bukit barisan yang biru.

Di sepanjang jalan berdiri rumah-rumah penduduk setempat. Tak banyak kompleks permukiman di sana. Kalaupun ada hanya agak ke ujung jalan saja.  Jalanan aspal selebar lebih kurang 4 meter jarang macet. Sebaliknya lengang walau di jam-jam sibuk.

Melewati kampung ini, seperti melempar kita pada masa lalu di tahun 90-an. Saat teknologi belum lagi maju dan kendaraan hitungan jari di jalanan.

Mukhlis, 50, warga setempat mengatakan, sejak dulu suasana kampung tersebut memang tak banyak perubahan.  Warganya hidup berdampingan dengan damai dan penuh kekeluargaan. Sebagian warga bermata pencaharian sebagai petani karena lahan sawah masih luas.  “Warga mempertahankan lahan pertanian untuk  bertanam padi,” ujarnya. Kalau pun ada perumahan yang berdiri, tidaklah banyak. Mukhlis berharap pemilik lahan sawah tetap mempertahankan tanah jadi lahan pertanian dan tidak dijual kepada pengembang untuk dijadikan perumahan.

Karena bisa mengurangi lahan sawah dan produksi padi. Akibatnya di masa depan beras semakin mahal harganya. Masyarakat tidak lagi bisa menikmati beras asli di lahan sawah sendiri. Karena beras yang beredar di pasaran sudah dioplos dengan berbagai jenis beras.

Hindra, 51, warga yang sering melewati kampung tersebut untuk menuju Pasie Nantigo memilih lewat sana selain jalannya cukup bagus, tidak pernah ada macet. Bonus pemandangan indah dan menyejukkan mata. (yan)

 


Penjual ikan di Pasar Bandair Pasie Nantigo dijubeli pembeli. Ikan langka karena tangkapan nelayan berkurang pengaruh bulan purnama awal Agustus 2025.


Padang, Beritaone---Bulan purnama atau bulan terang istilah nelayan berpengaruh kepada hasil tangkapan nelayan. Sabtu (9/8) ada fenomena bulan purnama yang terlihat dari berbagai belahan bumi, termasuk di langit Kota Padang. Bulan nampak lebih besar dari biasanya karena jaraknya dekat dengan bumi. Bulan purnama tidak saja menakjubkan tapi juga berpengaruh kepada pasang surut air laut karena ada gratifikasi bumi.

Nah, masa-masa bulan purnama ini, biasanya nelayan kesulitan mendapatkan ikan. Tangkapan nelayan berkurang. Ikan-ikan seakan menghilamg dari peredarannya.

Karena nelayan sedikit mendapat ikan otomatis ikan langka di pasaran dan harganya jadi mahal

Yusni, penjual ikan di Pasar Pasie Nantigo yang suaminya seorang nelayan di kawasan tersebut mengatakan, sudah hampir sepekan tangkapan nelayan di kawasan itu betkurang. "Kalau bulan terang seperti sekarang iksn langka. Hanya sedikit nelayan dapat ikan," ujarnya Selasa (12/8). Pantas saja banyak pedagang ikan tak berjualan dan terlihat banyak lapak ikan yang kosong. Tapi katanya kondisi itu tak berlangsung lama, dua atau tiga hari lagi ikan akan banyak lagi. 

Sementara itu, harga ikan di pasar tersebut kemarin terbilang mahal. Ikan sisik Rp 50 ribu per kilogram, tongkol Rp 35 ribu per kilogram, ikan gambolo sarai Rp 40 ribu per kilogram. (yan)


 


Mulai turun: Penjual jengkol di Pasar Bandaair Pasie Nantigo Kecamatan Kototangah Padang menunggu pembeli Selasa (12/8).


Beritaone, Padek--Pecinta jengkol dan petai di Kota Padang bisa tersenyum lagi. Tak perlu merogoh kocek terlalu dalam untuk bisa menikmati makanan kesukaannya itu. Harga jengkol yang meroket mencapai Rp1.500 per butir atau Rp 15 ribu per 10 butir di Kota Padang mulai turun. Kemarin harga jengkol turun ke Rp 6.000 hingga Rp 10 ribu per 10 butir.

Pedagang jengkol di Pasar Bandaair Pasie Nantigo, Yasir mengatakan, mulai turunnya harga jengkol karena masyarakat pemilik pohon dan kebun jengkol di sejumlah daerah di Sumbar mulai pannen. "Ini jengkol dari Padamgpariaman. Pemilik pohon jengkol mulai memanen buah jengkolnya. Jadi harga mulai turun," ujarnya.

Pekan lalu, katanya, pedagang banyak menjual jengkol dari Medan. Makanya harganya mahal apalagi pasokan ke pasar juga tak banyak.

Tak hanya jengkol, harga petai juga berangsur turun. Sebelumnya 1 papan dihargai Rp 4.000 sampai Rp 5.000 kini turun ke Rp 2.500 per papan. Untuk petai yang dijual di pasar juga berasal dari Padangpariaman dan kawasan perbukitan Lubuk Minturun yang terkenal dengan petai beras. Bijinya kecil-kecil, kulitnya tipis dan rasanya rada manis. (yan)


 Sejumlah pengunjung Pekan QRIS di pelataram parkir BI Sumbar Jalan Sudirman Padang menukarkan bukti pembayaran PBB dengan minyak goreng dan gula di stan Bapenda Padang, Minggu (10/8).


Padang, Beritaone--Pekan QRIS Nasional (PGN) resmi dimulai Minggu (10/8). Launching dilaksanakan di pelataran parkir gedunh Bank Indonesia Sumbar Jalan Sudirman dimeriahkan talkshow, pameran produk bank se Sumbar, Bapenda Padang dan penjualan kuliner hanya bayar Rp 80 per pieces.

Menurut Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumbar Dandy Indarto Seno, beragam kegiatan menarik dan bertabur hadiah digelar dalam kegiatan PGN sampai 16Agustus 2025 mendatang.

Termasuk bayar PBB untuk wilayah Padang jika bayar pakai QRIS dapat sembako berupa 1 liter minyak goreng atau 1 kg gula pasir untuk 1 NJOP.

"Masih banyak kegiatan memarik lainnya yamg bisa diikuti dan dinikmati watga Kota Padang maupum Sumbar dan berhadiah puluhan juta rupiah," ujarnya di sela acara. 

Terlihat pengunjung berjubel membeli makanan seperti sate padang dan aneka minuman di stan PQN tersebut. 

Winda, 35, warga Padang mengaku selain ikut antre beli makanan dan minuman juga sempat bayar PBB rumahnya.

"Lumayan dapat minyak goreng satu liter," ujarnya. (yan)




 Direktur Utama Perumda Air Minum Kota Padang Hendra Pebrizal memberikan keterangan kepada wartawan.


Padang, Beritaone—Perumda Air Minum Kota Padang memberikan kado manis kepada pelanggan maupun calon pelanggan di bulan Agustus 2025 ini. Berupa diskon untuk pasang baru dan pasang kembali bagi pelanggan yang nonaktif. Termasuk pembebasan denda bagi pelanggan yang menunggak.

Drektur Utama Perumda Air Minum Kota Padang Hendra Pebrizal didampingi Humas, Adhie Zen mengatakan, diskon khusus tersebut hadiah bagi masyarakat Kota Padang dalam rangka HUT ke-356 Kota Padang yang jatuh 7 Agustus 2025.

“Memperingati HUT ke-356 Kota Padang yang jatuh tanggal 7 Agustus 2025 ini, Perumda Air Minum Kota Padang memberikan diskon khusus untuk pelanggan lama dan calon pelanggan kami,” ujarnya di Padang, Jumat (1/8).  

Ia menjelaskan, bagi masyarakat yang ingin memasukkan air PDAM atau sambungan baru untuk rumah, maka biaya pasang akan dikurangi atau didiskon sebesar Rp356.000,-  “Biasanya untuk pasang atau sambungan baru biayanya Rp 1.700.000, didiskon Rp 356.000, jadi sekarang cukup bayar Rp 1.344.000,- saja,” ujarnya.

Kemudian, untuk pelanggan yang sudah nonaktif, bila ingin pasang kembali juga mendapat diskon sebesar Rp 356.000,- Tapi syaratnya harus melunasi dulu tunggakan yang ada.

“Perumda Air Minum Kota Padang juga memberikan kelonggaran kepada pelanggan yang ingin membayar tagihan air sudah kena denda. Dendanya dihapuskan,” ucapnya.

Bagi pelanggan yang ingin mendapatkan great sale ini, agar segera menghubungi kantor pelayanan Perumda Air Minum Kota Padang. Sebab kuotanya terbatas, hanya berlaku untuk 356 calon pelanggan saja.

“Jangan lewatkan kesempatan ini, ayo hubungi kantor pelayanan Perumda Air Minum Kota Padang terdekat. Hanya berlaku selama bulan Agustus 2025,” imbaunya.

Perumda AM Padang tidak hanya membuka akses di kantor pelayanan saja, tapi juga turun langsung ke tengah masyarakat. Perumda AM Padang menghadirkan layanan informasi dan pendaftaran di arena Car Free Day (CFD) pada dua akhir pekan, yakni 3 dan 10 Agustus. Stan akan dibuka di depan Bank BTN, Jalan Rasuna Said Padang mulai pukul 06.30 hingga kegiatan berakhir. (ind)

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
IKLAN