Latest Post


 Dua anak muda sedang makan di salah satu resto di Basko City Mall Padang,


Beritaone, Padang—Jika dulu pergi ke mall identik dengan shopping. Tapi belakangan terjadi perubahan. Apalagi mall yang dilengkapi kafe resto kekinian dan wahana permainan serta hiburan. Walau ada juga yang belanja, tapi untuk barang-barang tertentu saja. Jika harga dan kualitas barang yang dijual hampir sama atau di atas di toko online, maka orang lebih cenderung beli online.

Apalagi di tengah kelesuan ekonomi, orang lebih menghemat belanja untuk kebutuhan sekunder atau fashion. Mereka ke mall untuk cari hiburan sambil makan dan cuci mata.  Kalangan menengah ke atas, sudah terbiasa makan di mall sambil membawa anak bermain dan istri belanja.

Kalangan menengah ke bawah, paling ingin mencoba saja. Belanja sesuai isi kantong, coba-coba barang tester, selebihnya cuci mata. Anak muda, Gen Z dan milenial memang terbiasa nongkrong di kafe. Kulineran sambil bersantai. Nonton bioskop, main game, bowling dan wahana lainnya.  Kalau sudah tanggal tua, kembali ke “dunia” asal.

Salah satu mall di Kota Padang yakni Basko City Mall yang baru buka akhir Mei 2025 lalu jadi jujukan pengunjung untuk kulineran sambil bermain. Untuk shopping tentunya juga masih banyak. Tapi persentasenya di bawah kulineran.

General Manager Basko City Mall, Robi Wiryawan mengatakan,  tren kunjungan ke mall tersebut, sebesar 25 persen cuci mata, 25 persen main bersama keluarg, 20 persen belanja dan 30 persen makan di kafe resto yang ada.  

“Ya, paling banyak untuk kulineran.  Restoran dengan konsep terbaru di mall ini menjadi daya tarik bagi pengunjung. Belum ada di Sumbar sebelumnya,” ujarnya, Senin (21/7).

Di mall ini cukup lengkap resto kekinian menyajikan menu cepat saji. Mulai aneka es krim, aneka kopi, minuman kekinian, seafood, ayam goreng dan lainnya.  Di malam Sabtu dan Minggu malam ada pertunjukan band lokal di ruang terbuka untuk menghibur pengunjung. (yan)   

 

Ramai: Suasana Pasar Bandaair Pasie Nantigo Kototangah, Padang Minggu (20/7). Indra


Padang, Beritaone-Musim kemarau mulai berdampak kepada harga sayur mayur di Kota Padang. Baik sayuran dataran rendah maupun dataran tinggi naik signifikan.

Pantauan wartawan Beritaone di sejumlah pasar tradisional di Padang Minggu 20/7), harga kacang panjang 1 ikatnya Rp 10 ribu sebelumnya Rp 6.000 saja. Begitupun buncis Rp 20 ribu per kilogram naik dari Rp 15 ribu per kilogram. Terung ungu naik dari Rp 7.000 jadi Rp 10 ribu per kilogramnya. Kamgkung dan bayam naik ke Rp 8.000 per ikat ukuran sedang. 

Penjual sayur di Pasar Bandaair Pasie Nantigo Kototangah, Padang, Adek mengatakan kenaikan harga sayur karena sedikit pasokan ke pasaaran. 

"Sudah beberapa hari ini harga sayur terus naik karena berkurangnya pasokan dari petani," ujarnya Minggu (20/7). 

Harga ikan juga terus naik. Bule, penjual ikan mengatakan, hampir semua jenis ikan naik harganya. Untuk ikan tongkol ukuran sedang Rp 35 ribu sampai Rp 40 ribu sekilo. Biasanya berkisar Rp 25 ribu sampai Rp 30 ribu per kilogram. Ikan sisik Rp 60 ribu sampai Rp 120 ribu per ekor tergantung ukurannya. Ikan garigak 40 ribu per kilogram.

Meski harga naik, pasar justru ramai Minggu (20/7). Terlihat pengunjung berdesakan menyerbu tempat penjualan ikan segar yang bersebelahan dengan pantai tempat pendaratan ikan. Namun minim aktivitas bongkar ikan meskin hari masih pagi. Terlihat sejumlah nelayan mengangkut es batu je kapal untuk persiapan melaut lagi. (yan)


Penjual bawang merah di Pasar Bandaair Pasie Nantigo, Kototangah Padang melayani Pembeli Minggu (20/7).


Padang, Beritaone-Harga bawang merah di pasar pasar tradisional di Padang Minggu (20/7) terus menunjukkan tren naik, nencapai Rp 50 ribu per kilogram untuk kualitas bagus dan ukuran super. Sedangkan bawang ukuran kecil berkisar Rp 35 ribu sampai Rp 46 ribu per kilogramnya.

Seorang pedagang bawang di Pasar Bandaair, Mariya, 45, menyebut harga bawang terus naik karena pasokan dari toke yang berkurang. "Pasokan dari toke sedikit karena petani belum panen. Ditambah musim kemarau mempengaruhi panen petani," ujarnya Minggu (20/7).

Sementara harga cabai cenderung stabil di harga Rp 28 ribu per kilogram untuk cabai lokal dan Rp 48 ribu per kilogram untuk cabai jawa. 

Nadila, seorang pembeli mengeluhkan naiknya harga sembako akhir-akhir ini. Untuk bawang ia terpaksa mengurangi takaran untuk memasak. Biasanya pakai 5 siung dikurangi jadi tiga siung saja. "Untungnya cabai masih terjangkau harganya," ujarnya. (yan)



 Naik: Beras IR 42 Padang mulai naik harga.

Padang, Beritaone-Sepekan ini harga beras di Kota Padang mulai mengalami kenaikan. Dipicu berkurangnya pasokan dari toke beras dan belum masuknya beras impor ke pasaran. Kenaikan berkisar 10 persen sampai 20 persen. Beras IR 42 Padang biasa Rp 13.500 per kilogram naik jadi Rp 14.500 per kilogram. Sedangkan beras jenis kuriik kusuik naik dari Rp 14.000 menjadi Rp 16.000 per kilogram.

Seorang pedagang beras di Pasar Raya Padang, Afriadi memprediksi, kenaikan harga beras karena petani belum masuk musim panen. "Pasokan dari petani berkurang karena belum panen," ujarnya Sabtu (19/7/2025)

Apakah kenaikan harga beras juga dipengaruhi kasus beras oplosan?  

Epi,  seorang toke beras di Padang mengatakan, lenaikan harga beras karena belum masuk musim panen baik di Padang  Pesisir Selatan dan daerah penghasil beras lainnya.

 Menurutnya, beras oplosan berbagai merek umumnya berasal dar luar Sumbar dan sudah dikemas di pabriknya. Beras tersebut banyak beredar di supermarket  dan minimarket. Sedangkan di kios kios beras dan pasar tradisional umumnya beras lokal Sumbar. Berasal dari petani di sejumlah daerah di Sumbar. " Jadi lebih aman beli beras lokal di pasar tradisional atau bisa juga langsung ke tempat penggilingan padi," ujarnya.

Muas, petani di Kuranji Padang mengatakan tanaman padinya saat ini baru menguning. Sekitar sebulan lagi baru panen. (yan)




 

Air Gratis: Seorang anak sedang berwudu di salah satu masjid di Kota Padang kemarin. Perumda Air Minum Kota Padang memberikan subsidi pemakaian air untuk semua rumah ibadah di Kota Padang sampai Desember 2025. indra

 

Sawahan, Beritaone—Perumda Air Minum Kota Padang senantiasa menebar kebaikan kepada sesama. Tidak mengejar profit saja. Tapi juga memiliki program sosial untuk seluruh warga Kota Padang tanpa membedakan ras, golongan dan agama. Tahun ini Perumda Air Minum Kota Padang memberikan subsidi pemakaian air untuk seluruh rumah ibadah di Kota Padang tanpa terkecuali.

Humas Perumda Air Minum Kota Padang, Adhie Zen mengatakan, subsidi diberikan sampai bulan Desember 2025. “Jika tahun-tahun sebelumnya air gratis hanya kita berikan untuk masjid dan mushala selama bulan Ramadhan. Tapi beberapa tahun terakhir subsidi diberikan untuk semua rumah ibadah. Termasuk gereja, pura, vihara dan klenteng. Waktunya juga panjang. Berlaku sampai Desember 2025,” ujarnya Kamis (17/7).

Dia menyebutkan, subsidi pemakaian air hingga 250 kubik berlaku untuk masjid, gereja, pura, vihara dan Klenteng. Sedangkan untuk mushala subsidi diberikan untuk pemakaian sampai 200 kubik.

“Jika lebih dari pemakaian tersebut, rumah ibadah bersangkutan hanya membayar kelebihannya saja,” ujarnya. Misalnya pemakaian air mencapai 300 kubik sebulan untuk masjid, maka pihak masjid hanya membayar yang 50 kubik saja. Sementara yang 250 kubik dibayarkan oleh Perumda Air Minum Kota Padang.

Dia mengatakan, program ini sebagai bentuk pelayanan dan kepedulian yang nyata kepada masyarakat Kota Padang. Air gratis ini bisa meringankan beban pengurus rumah ibadah dari keharusan membayar rekening  air tiap bulannya.

Sehingga pengurus rumah ibadah fokus dalam menjalankan kegiatan dan pembangunan mental spritual umat melalui rumah ibadah. Uang untuk membayar tagihan air bisa dialihkan untuk kegiatan keagamaan dan pembangunan fisik rumah ibadah. (yan)

 


 Legend: Sejumlah pengunjung sedang mikmati Soto Mak Anjang, di Letter U Pasar Raya, Padang Rabu (16/7). Indra

 

Padang, Beritaone--Di era 90-an sampai 2000-an awal, Pasar Raya Padang masih ramai. Jantung dan denyut nadi Kota Padang. Pusat perekonomian. Pasar Raya Padang tujuan semua orang untuk berbelanja semua kebutuhan. Termasuk tempat makan jika lapar saat berbelanja.

Los Lambuang Letter U, sangat terkenal waktu itu. Terletak di antara pasar sembako dengan pasar konveksi. Di sisi Jalang Sandang Pangan. Karena tempatnya membentuk U maka dinamai Letter U. Tidak terlalu luas. Tapi hampir semua menu makanan dijual di sana. Mulai nasi Padang, soto, sate, gado-gado. Hampir semua makanan jadul ada di sana. Termasuk minuman. Ada es teller, es tebak, es campur, cendol dan lainnya.

Pedagang menjual dagangan dengan gerobak dan tenda. Untuk duduk pengunjung ada meja panjang. Antara pedagang terkesan saling berhimpitan. Hanya tersisa lorong untuk lewat pengunjung. Yang makan ramai di sana. Jika ada orang lewat penjual spontan menyapa; “Uni Uda singgahlah.. Ada soto, sate, gado-gado, es tebak, es teler....”

Sapaan yang membuat perut keroncong ditingkahi aroma masakan yang menggugah selera itu masih sama sampai kini.  Tapi yang berjualan tidak seramai dulu lagi. Hanya beberapa lapak yang masih buka. Salah satu yang masih bertahan adalah gerobak Soto Anjang. Kini di tangan generasi kedua. Diteruskan oleh anak Anjang, Maryulis. “Bapak sudah meninggal beberapa tahun lalu,” ujarnya, Rabu (16/7).

Walau beda tangan tapi rasa sotonya tetap sama. Soto daging dengan toping kas, daging lemak goreng kering badaruak.  Soto Anjang masih joint dengan penjual minuman dalam satu tenda. Reno, juga generasi kedua menggantikan ibunya juga sudah meninggal dunia. Ia menjual es tebak, es teler, es jeruk dan lainnya masih sama seperti dijual ibunya dulu. Untuk harga, baik soto maupun minuman relatif murah meriah. Soto sepiring sudah pakai nasi hanya Rp 14 ribu saja. Aneka es Rp 10 ribu per gelas.

Reno tak menampik yang mampir di Los Lambuang Letter U tidak seramai dulu lagi. Sejak gempa 2009 pasar porak poranda dan perlahan sepi. Walau sudah lama berlalu tapi tetap tidak seramai dulu lagi. “Kalau dulu yang belanja sampai antri,” ujarnya.

Menurut dia, kebanyakan pedagang yang dulu sudah tak berjualan lagi. Ada yang sudah meninggal dan tidak diteruskan oleh anaknya.

Terkesan Letter U kini juga kurang terawat. Sekusam toko-toko di lantai dua yang sudah tak berpenghuni lagi.  (yan)

 

 

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
IKLAN